Minggu, 04 Desember 2011

DBD


Demam Berdarah Dengue
A.           Definisi Penyakit
Deman Berdarah Dengue merupakan jenis demam berdarah yang disebabkan oleh Virus Dengue, yang masuk ke peredaran darah manusia melalui gigitan nyamuk. Nyamuk yang sering menyebarkan virus ini adalah nyamuk Aedes Aegypti betina, karena nyamuk Aedes Aegypti betina menghisap darah manusia.

B.           Morfologi dan Daur Hidup Vektor
Nyamuk Aedes Aegypti jantan memiliki ukuran tubuh yang lebih kecil dibandingkan ukuran tubuh nyamuk Aedes aegypti betina. Tubuhnya sampai ke kaki berwarna hitam dan bergaris-garis putih.  Nyamuk ini cenderung menyukai area gelap dan benda-benda berwarna hitam atau merah. Nyamuk ini bertelur pada genangan air yang tenang dan bersih seperti pada jambangan bunga dan bak mandi yang tidak dibersihkan secara teratur. Darah manusia merupakan energi bagi nyamuk betina dan dimanfaatkan untuk mematangkan telur agar dapat dibuahi pada saat perkawinan. Sedangkan nyamuk jantan memperoleh energi dari bunga dan tumbuhan lainnya.

Daur hidup nyamuk Aedes dimulai dari nyamuk betina menghisap darah manusia, 2-3 hari setelah itu nyamuk betina sanggup bertelur hinggga 100 butir, dua puluh empat jam kemudian nyamuk itu menghisap darah lagi, selanjutnya kembali bertelur. Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan perkembangan telur mulai dari nyamuk menghisap darah sampai telur dikeluarkan biasanya bervariasi antara 3-4 hari. Nyamuk Aedes aegypti meletakkan telurnya di tempat yang airnya jernih, setelah 2-3 hari telur tersebut menetas menjadi jentik. Jentik ini dalam waktu 6-7 hari berkembang menjadi kepompong kemudian dalam 1-2 hari berkembang menjadi nyamuk dewasa yang dapat menjadi perantara penyakit demam berdarah setelah menghisap darah dari tubuh manusia yang menderita penyakit tersebut.

C.            Cara Penularan
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti betina. Nyamuk ini mendapat virus dengue sewaktu menggigit atau menghisap darah orang yang sakit DBD atau yang tidak sakit tetapi dalam darahnya terdapat virus Dengue (karena orang ini memilki kekebalan terhadap virus Dengue), orang yang mengandung virus dengue tetapi tidak sakit, dapat pergi kemana-mana dan menularkan virus itu kepada orang lain di tempat yang ada nyamuk Aedes Aegypti. Cara penularannya dimulai dari virus Dengue yang terhisap akan berkembangbiak dan menyebar ke seluruh tubuh nyamuk termasuk kelenjar liurnya. Bila nyamuk tersebut menggigit atau menghisap darah orang lain, virus itu akan dipindahkan bersama air liur nyamuk. Bila orang yang ditulari itu tidak memiliki kekebalan (umumnya anak-anak), ia akan segera menderita DBD. Nyamuk Aedes Aegypti yang sudah mengandung virus dengue, seumur hidupnya dapat menularkan kepada orang lain. Dalam darah manusia, virus dengue akan mati dengan sendirinya dalam waktu lebih kurang 1 minggu.

D.           Gejala dan Pengobatan
Gejala awal yang timbul jika tertular virus Dengue yaitu mengalami panas atau demam tinggi yang berkepanjangan 2-7 hari (suhu tubuh 38-40 derajat celcius) dan tidak sembuh dengan minum obat, perasaan menggigil, nyeri kepala, nyeri saat menggerakkan bola mata, nyeri punggung, tampak bintik-bintik merah ketika diperiksa karena terjadi pemecahan pembuluh darah, terjadi pembesaran hati, tekanan darah menurun, terjadi penurunan trombosit dibawah 100.000/mm3 dan peningkatan hematokrit diatas 20 persen, pada tingkat lanjut terjadi mimisan dari hidung dan gusi, kotoran atau tinja berlendir dan bercampur darah, demam yang dirasakan menyebabkan pegal dan nyeri pada sendi.

Bila panas badan tidak kunjung turun, penderita harus dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan penenganan yang lebih intensif. Sampai saat ini belum ada obat spesifik bagi penderita demam berdarah. Banyak orang yang sembuh dari penyakit ini dalam jangka waktu 2 minggu. Tindakan pengobatan yang umum dilakukan pada pasien demam berdarah yang tidak terlalu parah adalah pemberian cairan tubuh (lewat minuman atau elektrolit) untuk mencegah dehidrasi akibat demam dan muntah, konsumsi obat yang mengandung acetaminofen (misalnya tilenol) untuk mengurangi nyeri dan menurunkan demam serta banyak istirahat. Aspirin dan obat anti peradangan nonsteroidal seperti ibuprofen dan sodium naproxen justru dapat meningkatkan risiko pendarahan. Bagi pasien dengan demam berdarah yang lebih parah, akan sangat disarankan untuk menjalani rawat inap di rumah sakit, pemberian infus dan elektrolit untuk mengganti cairan tubuh, serta transfusi darah akibat pendarahan yang terjadi. Seseorang yang terkena demam berdarah juga harus dicegah terkena gigitan nyamuk, karena dikhawatirkan dapat menularkan virus dengue kepada orang lain yang sehat.

E.            Langkah Pertama Penanganan Penyakit
Pertolongan pertama yang dapat dilakukan jika ada keluarga yang mengalami gejala DBD yaitu berilah minum air yang banyak terutama yang sudah dimasak , air teh dan oralit, berilah kompres air dingin atau air es, berikan obat penurun panas. Jika terjadi kejang, pertama jagalah agar lidah tidak tergigit, kosongkan mulut, longgarkan baju dan tidak memberikan apaun lewat mulut selama kejang. Apabila dalam waktu 2 hari panas tidak kunjung turun dan masih mengalami kejang, bawalah ke rumah sakit agar segera mendapat penanganan. 

F.            Pencegahan dan Pengendalian Vektor
Cara yang paling efektif dalam upaya pencegahan penyakit DBD adalah dengan mengkombinasikan hal-hal tersebut dengan 3M plus antara lain yaitu :
a.    Menguras dengan menyikat tempat penampungan air.
b.    Menutup rapat-rapat tempat penampungan air agar nyamuk tidak dapat masuk dan berkembangbiak di dalamnya.
c.    Mengubur barang-barang bekas yang dapat menampung air hujan misalnya ban bekas, kaleng bekas, tempat minuman bekas dan lain-lain.
d.    Memelihara ikan pemakan jentik.
e.    Menggunakan kelambu.
f.     Menggunakan obat nyamuk.
g.    Memeriksa jentik serta PSN yang mencakup wilayah yang luas secara berkala dan berkesinambungan.
Beberapa metode yang dapat digunakan dalam upaya pengendalian nyamuk Aedes Aegypti adalah:
1. Lingkungan Fisik
Pengendalian nyamuk Aedes Aegypti dari segi lingkungan fisik dapat dilakukan dengan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), pengelolaan sampah padat dan manajemen lingkungan yang baik, sebagai contoh :
a)    Menguras bak madi atau tempat penampungan air sekurang-kurangnya satu minggu sekali.
b)    Mengganti atau menguras vas bunga dan tempat minum burung seminggu sekali dan menutup dengan rapat tempat penampungan air.
c)    Mengubur kaleng-kaleng bekas, ban bekas serta barang bekas lainnya di sekitar rumah.
d)    Penggunaan Kelambu Celup, sangat efektif untuk penanggulangan kontak langsung dengan serangga.
e)    Repellent (obat anti nyamuk) dalam bentuk oles (lotion) atau semprot (spray)
2. Lingkungan Biologis
a)    Pengendalian secara biologis untuk mengendalikan populasi nyamuk vektor penyakit masih dipakai dalam skala kecil. Penggunaan ikan pemakan larva telah semakin banyak digunakan untuk mengendalikan nyamuk Aedes Aegypti dikumpulan air yang banyak atau di kontainer air yang besar. Sementara penggunaan bakteri, juga sangan efektif dalam pengendalian nyamuk.
b)    Penaburan bubuk Abate pada tempat-tempat penampungan air efektif dilakukan.
c)    Fogging (Pengasapan). Nyamuk Aedes Aegypti dapat diberantas dengan fogging (pengasapan) racun serangga yang dipergunakan sehari-hari. Melakukan pengasapan saja tidak cukup, karena dengan pengasapan itu yang mati hanya nyamuk dewasa saja. Selama jentiknya tidak di basmi setiap hari akan muncul nyamuk yang baru menetas dari tempat perkembang biaknya, karena itu cara yang tepat adalah memberantas jentiknya yang di kenal dengan istilah PSN DBD yaitu singkatan dari Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah. Fogging bertujuan untuk memutuskan rantai penularan penyakit dengan membunuh secara langsung nyamuk dewasa sehingga populasinya menurun. Pada umumnya digunakan dalam kegiatan pengendalian atau pemberantasan nyamuk vektor Demam Berdarah Dengue.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar